Berbagi rasa - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
"Mau tidak kalau saya minta kamu maen dengan Mbak Evi.. Saya serius," kata Mia sambil memeluk pundak Dicky.
"Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?" tanya Dicky.
"Saya tidak tahu jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi..." kata Mia.
"Mau kan, sayang?" tanya Mia memaksa.
"Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang..." kata Dicky sambil mengecup bibir istrinya.
"Nanti aku yang mengatur..." kata Mia sambil tersenyum.

Dicky juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Mia, lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian.. Banyak cara yang dilakukan Mia agar Evi bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan Dicky. Dan hal itu membuahkan hasil. Evi sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.

Sampai suatu malam Mia mengundang Evi datang ke rumahnya.

"Mas Wiryo sudah pergi kerja kan, Mbak?" tanya Mia.
"Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift malam," ujar Evi.
"Eh ada apa undang saya ini malam?" tanya Evi.
"Tidak ada apa-apa kok, Mbak..." kata Mia.
"Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Dicky," kata Mia sambil melirik kepada Dicky.

Dicky membalas dengan senyuman.

"VCD begituan ya?" tanya Evi bersemangat.

Mia tersenyum sambil melirik Dicky.

"Cepatlah putar!" ujar Evi tidak sabar. Dicky bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.
"Mbak Evi suka film jenis apa?" tanya Dicky sambil menyodorkan beberapa keping VCD.

Setelah memilih, Evi segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Dicky segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF tanpa banyak bicara. Mereka duduk bertiga di karpet. Mia duduk berdampingan dengan Evi, sementara Dicky duduk dibelakang mereka.

"Udah ada yang bangun, ya..?" kata Mia tersenyum sambil melirik ke arah Dicky.
"Lumayan..." kata Dicky.
"Lumayan apa?" tanya Evi sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Dicky yang mulai agak menggembung. Dicky tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.
"Mbak Evi seberapa sering begituan dengan Mas Wiryo?" tanya Mia.
"Ah, jarang sekali.. Mungkin karena dia capek," kata Evi sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.

Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.

"Sini dong..!" kata Mia kepada Dicky sambil matanya berkedip memberi isyarat. Dicky beringsut mendekati Mia.
"Ada apa sih..?" tanya Dicky.
"Duduk dekat sini dong..." kata Mia dengan suara manja.

Dengan sengaja tangan Mia segera masuk ke dalam Celana Hawaii Dicky. Lalu digenggamnya kontol Dicky yang sudah tegang dan diremasnya pelan. Evi yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.

"Udah pengen ya?" kata Mia kepada Dicky.

Suaranya sengaja agak keras. Dicky tersenyum sambil matanya melirik ker arah Evi. Evi yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dicky. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Evi lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Dicky.. Mia melirik ke arah Dicky sambil tersenyum. Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Mia menurunkan celana Dicky hingga kontolnya yang besar tampak tegak terlihat. Lalu dikocoknya pelan.. Dicky tetap diam sambil matanya melirik ke arah Evi yang jelas kelihatan gelisah.

"Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu banyak?" tanya Mia sambil menatap Evi.
"Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka..." kata Evi tergagap menatap Mia sambil matanya sekilas melirik ke tangan Mia yang sedang meremas kontol Dicky.
"Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?" tanya Mia sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melihat ke kontol Dicky.
"Ah, kamu ini..." kata Evi sambil matanya melihat kontol Dicky beberapa saat.

Mia tersenyum. Tangannya meraih tangan Evi, lalu ditariknya ke arah kontol Dicky. Evi menuruti kemauan Mia walau hatinya merasa serba salah..

"Coba pegang, Mbak..." kata Mia sambil tangannya membimbing jari-jari Evi untuk menggenggam kontol Dicky.

Kontol Dicky terasa hangat dan berdenyut di tangan Evi. Nafas Evi memburu. Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Dicky. Dicky tersenyum sambil melirik ke arah Mia. Mia juga tersenyum sambil mundur agak menjauh. Dicky tanpa diduga tangannya meraih dagu Evi, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat. Evi yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Dicky dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Dicky. Tangan Dickypun dengan segera menyusup ke balik daster Evi. Ditelusuri paha Evi. Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Evi.

"Mmhh..." desah Evi sambil menggelinjang ketika jari tangan Dicky menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.
"Ohh.. Mmhh..." desah Evi tambah keras ketika jari Dicky keluar masuk lubang memknya.

Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat. Sementara Mia sengaja menjauhkan diri dari mereka. Mia mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang Mia sukai. Mia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Mia yang mulai cepat yang terdengar.. Ketika tangan Dicky mulai mencoba melepas pakaian Evi, Evi agak tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Mia. Tapi ketika dilihatnya Mia tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melanjutkan bercinta lagi..

Evi sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dicky merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Evi, Evi terpejam dan memegang tangan Dicky yang sedang meremas buah dadanya.

"Ohh..." desah Evi seiring dengan jilatan dan pagutan Dicky di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Evi.

Tak lama Dicky segera melepas daster Evi. Evi tampak agak canggung ketika Dicky melepas BH dan celana dalamnya dari belakang. Dickypun melepas seluruh pakaiannya. Segera setelah itu Dicky menindih tubuh telanjang Evi. Jilatan lidah dan remasan tangan Dicky pada buah dada Evi membuat Evi menggelinjang merasakan nikmat.

"Ohh.. Oohh..." desah Evi ketika jilatan lidah Dicky turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.

Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat.. Mia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Evi. Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Dicky dihisap sambil dikocok oleh Evi. Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri. Entah mengapa Mia sangat menikmati ketika Dicky memompa kontolnya ke dalam mulut Evi. Nafas Mia semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar masuk memeknya sendiri ketika melihat Dicky mulai menyetubuhi Evi. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Mia bertambah naik..

"Ohh.. Sshh..." desah Evi ketika Dicky dengan perkasa mengeluar masukkan kontol di memeknya.
"Gimana rasanya, Mbak?" tanya Dicky sambil mengecup bibir Evi.
"Ohh sangat enakk.. Mmhh..." kata Evi sambil merangkul pundak Dicky, sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Dicky.

Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Mia, sampai akhirnya Evi memeluk tubuh Dicky kuat-kuat. Memeknya didesakan ke kontol dicky dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.

"Oohh.. Oohh..." desah Evi terkulai lemas setelah mendapat orgasme.

Sementara Dicky masih terus menggenjot kontolnya di memek Evi yang sudah lemas. Gerakannya makin cepat ketika Dicky merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya. Tak lama segera dicabut kontolnya dari memek Evi, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Evi.

Sampai akhirnya.. Crott! Crott! Crott! Air mani Dicky tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Evi. Tubuh Dicky lalu lemas terkulai di atas tubuh telanjang Evi. Mia yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantay Dicky.

"Masih kuat tidak, sayang..?" bisik Mia ke telinga Dicky.

Dicky segera mencabut kontolnya dari memek Evi lalu bangkit. Evi juga demikian.

"Kenapa sayang?" tanya Dicky sambil mengecup bibir Mia.
"Saya pengen..." kata Mia sambil memegang kontol Dicky yang lemas dan masih basah.
"Aku masih lemas, sayang..." kata Dicky.
"Sebentar lagi saya minta jatah ya, sayang..." kata Mia sambil mencium bibir Dicky.
"Gimana, Mbak?" tanya Mia kepada Evi sambil tersenyum. Evi tersenyum sambil berpakaian.
"Aku bisa ketagihan, loh..." kata Evi.
"Kapan saja Mbak perlu, datang saja kesini..." kata Mia tersenyum pula.
"Aku pulang dulu ya," kata Evi sambil memeluk Mia erat.

Mia menggangguk

*****

Menurut pengakuan Mia, sudah beberapa puluh kali Evi bersetubuh dengan suaminya di depan mata. Mia bukan biseks. Mia hanya merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Mia sendiri. Dan menurut Mia juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Hal ini yang membuat suasana hidup Mia menjadi berwarna cerah.. Demikian.

TAMAT




Komentar

0 Komentar untuk "Berbagi rasa - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald