Gairah terlarang - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
"Sejak saat itu Mbak dan Mama sering melakukannya setiap ada kesempatan." Kata Mbak Sari mengakhiri ceritanya.

"Terkadang Mama juga bohong sama kamu kalau ada tugas keluar kota. Padahal cuma ke Bandung." Tambah Mamaku setengah tersenyum.

"Termasuk hari ini. Karena teman lesbi Mbak pulang kampung dan Mbak nggak kuat lagi. Ya pulang deh."

"Langsung ke kantor Mama. Jemput Mama. Padahal ada rapat penting."

"Terus kok Mama mau aja?" Tanyaku.

"Papamu kan minggu lalu nggak pulang. Jadi Mama semangat diajak pulang sama Sari."

"Jadi pingin nih." Kataku.

"Jangan.." teriak Mamaku dan Mbak Sari hampir bersamaan.

"Cukup Mamaku dan Sari saja yang menjalani perilaku aneh ini. Kamu masih muda. Hiduplah yang normal." Nasehat Mamaku yang dibenarkan oleh anggukan Mbak Sari.

"Ayoo dong Mam, Mbak." Kataku sambil mulai membuka kembali satu persatu kancing bajuku.

Mamaku dan Mbak Sari terdiam beberapa saat. Lalu.

"Baiklah. Sekali ini saja ya?" Kata Mbak Sari yang kemudian melepas semua pakaiannya.

"Jangan Sar." Cegah Mamaku.

Terlambat. Mbak Sari telah menarikku masuk ke dalam kamarnya. Mamaku juga mengikuti kami. Awalnya Mamaku hanya melihat saja bagaimana Mbak Sari yang telah telanjang melucuti semua pakaianku tanpa tersisa. Mamaku tak tahan juga dan melepas semua pakaiannya. Jarum jam dinding di kamar Mbak Sari menunjukkan pukul duabelas tepat.

Dari samping kiriku, tangan kanan Mbak Sari meremas-remas payudara kiriku dan menjilati puting payudara kiriku dengan lidahnya. Tangan kirinya membelai vaginaku. Sedangkan Mamaku dari samping kanan juga meremas-remas payudara kananku dengan tangan kanannya dan tidak lupa juga menjilati puting payudara kananku dengan lidahnya. Tangan kirinya meremas-remas pantatku.

"Aaahh.." Desahku.

Lalu jari tengah tangan kiri Mbak Sari mengocok vaginaku. Mamaku jongkok dan dengan lidahnya dijilatinya vaginaku yang sudah mulai mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Mbak Sari mengikuti Mamaku dan juga menjilati vaginaku dengan lidahnya. Aku hanya bisa memilin-milin kedua puting payudaraku bergantian dengan tangan kiriku. Sedangkan tangan kananku berpegangan pada pinggir lemari untuk menyangga tubuhku yang agak lemas.

"Aaahh.." Aku kembali mendesah.

Kemudian Mamaku duduk dan langsung menjilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vaginaku dengan lidahnya. Aku yang semakin lemas nyaris terjatuh. Mbak Sari berdiri dan tangan kanannya menyangga pantatku. Sedangkan jari tengah tangan kirinya masih mengocok vaginaku dan dihisapnya juga payudara kiriku. Tangan kananku sesekali membelai vaginaku dan tangan kiriku kurangkulkan pada leher Mbak Sari sambil sesekali juga kubelai payudara kirinya.

"Aaahh.." Desahku tidak karuan karena tak tahan dengan perlakuan Mamaku dan Mbak Sari.

Di bawah Mamaku juga tak tahan. Tangan kirinya yang tadi membelai kedua pahaku, sekarang membelai vaginanya sendiri yang juga mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Jari tengah tangan kirinya mengocok vaginanya sendiri. Mbak Sari juga begitu. Jari tengah tangan kirinya mengocok vaginanya sendiri yang sejak tadi telah basah oleh cairan-cairan kenikmatan. Mulutnya masih menghisap payudara kiriku.

Aku sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Segera saja kujatuhkan tubuhku dengan harapan Mamaku dan Mbak Sari menghentikan dalam 'memperkosaku'. Ternyata tidak. Mbak Sari langsung mengangkangkan kedua kakiku dan menjilati vaginaku dengan lidahnya sambil tangan kanannya meremas-remas payudara kiriku. Sedangkan Mamaku duduk di atas kepalaku dan membelakangi Mbak Sari. Akhirnya aku mendapatkan cairan-cairan kenikmatan dari dalam vagina Mamaku. Dengan penuh nafsu lidahku menjilati cairan-cairan kenikmatan itu.

Mbak Sari lalu juga duduk diatasku. Vaginanya menempel pada vaginaku. Kami berdua mencari-cari kelentit masing-masing untuk digesekkan satu sama lain. Pantat Mbak Sari dan pantatku bergoyang seiring dengan kedua tangan Mbak Sari yang meremas-remas kedua payudara Mamaku dari belakang. Mamaku yang menoleh ke belakang menjulurkan lidahnya. Mbak Sari tahu maksud Mamaku. Sekarang lidah Mamaku dan lidah Mbak Sari saling menjilat.

Akhirnya kami mengalami puncak dalam beberapa menit. Kami bertiga sama-sama terlentang di atas lantai. Kami bertiga sama-sama menarik nafas panjang. Aku sangat kelelahan sekali dalam persetubuhanku yang pertama ini.

Rupanya Mamaku dan Mbak Sari belum puas dengan persetubuhan itu. Mereka berdua naik ke atas tempat tidur. Kedua duduk di atas tempat tidur. Keduanya berangkulan pinggang. Mamaku merangkul pinggang Mbak Sari dengan tangan kanannya. Sedangkan jari tengah tangan kirinya mengocok vagina Mbak Sari. Mbak Sari sendiri juga merangkul pinggang Mamaku dengan tangan kirinya. Sedangkan jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Mamaku. Kedua lidah mereka saling berjilatan. Payudara kanan Mamaku saling menempel dengan payudara kiri Mbak Sari dan bergesekan.

Aku ikut naik ke tempat tidur dan terlentang di samping mereka berdua. Mbak Sari lalu pindah ke samping kananku. Sedangkan Mamaku tetap pada posisinya di samping kiriku. Mbak Sari menjilati tubuhku bagian kanan dengan lidahnya. Begitu juga dengan Mamaku yang menjilati tubuhku bagian kiri. Kedua tangan mereka berdua juga tidak berhenti bergerak. Dibelainya tubuhku bagian bawah. Entah siapa yang memulai. Kembali vaginaku dikocok oleh jari tengah mereka berdua sambil mereka berdua berjilatan lidah.

"Aaahh.." Desahku.

Kembali vaginaku mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Sedangkan Mamaku menghisap payudara kiriku dan Mbak Sari menghisap payudara kananku. Kedua tangan mereka berdua semakin liar dalam mengocok vaginaku. Mereka berdua sesekali menjilati puting payudaraku.

Lidah mereka berdua turun dan berebutan dalam menjilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vaginaku. Kedua tangan mereka berdua berebutan juga dalam meremas-remas kedua payudaraku. Aku hanya bisa menjerit-jerit. Jeritan kenikmatan.

"Aaahh.."

Sekarang giliran Mamaku yang menggesekkan kelentitnya ke kelentitku. Pantatnya bergoyang dan aku juga mengimbanginya dengan goyangan walaupun diatasku duduk Mbak Sari. Aku kebagian cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mbak Sari. Kujilati cairan-cairan kenikmatan itu dengan lidahku. Sedangkan Mamaku dan Mbak Sari juga kembali berjilatan lidah. Kedua tangan mereka saling meremas-remas kedua payudara. Sesekali juga meremas-remas kedua payudaraku.

"Aaahh.." Desahku lagi.

Sayup-sayup terdengar suara penjual es krim yang lewat di sekitar rumahku. Kami bertiga berganti posisi setelah beristirahat beberapa saat. Mamaku sekarang ditengah dan kedua tangannya membelai vaginanya sendiri. Aku merangkak di samping kirinya dan menjilati puting payudara kiri Mamaku dengan lidahku. Tangan kiriku juga meremas-remas payudara kiri Mamaku. Sedangkan jari tengah tangan kananku mengocok sendiri vaginaku yang mulai keluar lagi. Mbak Sari duduk di samping kanan Mamaku dan menjilati puting payudara kanan Mamaku dengan lidahnya. Tangan kirinya juga meremas-remas payudara kanan Mamaku. Sedangkan jari tengah tangan kanannya mengocok sendiri vaginanya yang juga mulai basah kembali.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Aku dan Mbak Sari lalu mengalihkan jilatan lidah ke telinga Mamaku sambil tangan kiri tetap meremas-remas payudara Mamaku dan tangan kanan tetap mengocok vagina masing-masing. Kemudian Mbak Sari mengangkangkan kedua kaki Mamaku. Dijilatinya cairan-cairan kenikmatan pada vagina Mamaku dengan lidahnya. Kedua tangannya membelai kedua paha Mamaku. Sedangkan aku kembali menghisap kedua payudara Mamaku bergantian sambil kedua tanganku meremas-remas kedua payudara Mamaku.

"Aaahh.." Desah Mamaku lagi.

Lalu kubimbing Mamaku untuk duduk dengan kedua tanganku. Mulutku masih menghisap payudara kiri Mamaku. Tangan kiriku membelai dan jari tengahnya mengocok vagina Mamaku. Sedangkan tangan kananku membelai punggung Mamaku. Tangan kanan Mamaku meremas-remas sendiri payudara kanannya. Sedangkan Mbak Sari dari belakangku menjilati leherku dan kedua tangannya membelai tubuhku terutama kedua payudaraku diremas-remasnya dari belakang.

Beberapa saat kemudian Mbak Sari berjilatan lidah dengan Mamaku. Aku masih tetap asyik dalam menghisap payudara kiri Mamaku. Masing-masing jari tengah tangan kanan mengocok sendiri vagina masing-masing.

Aku hentikan mulutku dalam menghisap payudara kiri Mamaku. Kusingkirkan tangan kanan Mamaku dari vaginanya. Kujilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mamaku dengan lidahku. Jari tengah tangan kananku sendiri masih mengocok vaginaku sendiri. Mamaku mendesah pelan. Mulutnya langsung disodori payudara kiri Mbak Sari. Sedangkan Mbak Sari juga menghisap payudara kiri Mamaku sambil tangan kirinya membelai betis kaki kiri Mamaku yang diangkat.

Kembali aku naik ke atas. Kuhisap payudara kanan Mamaku sambil jari tengah tangan kananku mengocok vagina Mamaku. Sedangkan jari tengah tangan kiriku mengambil alih jari tengah tangan kananku dalam mengocok vaginaku sendiri. Mbak Sari tetap menghisap payudara kiri Mamaku.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Aku lalu naik ke atas tubuh Mamaku dan duduk di atas perutnya. Semakin kuat kukocok vagina Mamaku yang makin banyak mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan begitu juga denganku yang menggesekkan kelentitku ke kelentit Mamaku. Sedangkan Mbak Sari yang juga duduk di belakangku dari belakang meremas-remas kedua payudaraku. Mamaku hanya bisa menjerit lirih dan kedua tangannya meremas-remas kedua payudara Mbak Sari dari belakang.

"Aaagghh.." Kami bertiga secara serentak saling mendesah.

Beberapa saat kemudian Mbak Sari mundur ke belakang dan membalikkan tubuhku. Vaginanya langsung dijilati oleh Mamaku dengan lidahnya. Mbak Sari mengocok vaginaku dengan jari tengah tangan kanannya. Tidak lupa juga dihisapnya payudara kananku. Posisiku setengah berdiri dengan kedua kaki dikangkangkan. Tangan kananku merangkul leher Mbak Sari. Sedangkan jari tengah tangan kiriku mengocok vagina Mamaku yang berada diantara kedua kakiku.

Aku menghindar ketika Mbak Sari akan menghisap payudara kiriku. Kujulurkan lidahku untuk menangkap lidahnya. Kami berdua berjilatan lidah sambil kedua tangan kami berdua saling memeluk pinggang. Jari tengah tangan kanan Mamaku mengambil alih jari tengah tangan kiriku dalam mengocok vaginanya sendiri. Sedangkan tangan kirinya membelai punggung Mbak Sari.

Tiba-tiba Mbak Sari mendorong pelan tubuhku dan mulutnya langsung mendarat dan menjilati vagina Mamaku dengan lidahnya. Kedua tangan Mamaku membenamkan kepala Mbak Sari ke selangkangannya. Sedangkan aku berinisiatif menjilati lubang pantat Mbak Sari.

Mbak Sari tidak kuat ketika jilatan lidah Mamaku ke vaginanya semakin kuat. Mbak Sari kembali duduk dan kepalanya mendongak ke atas sambil setengah menjerit. Segera saja vagina Mamaku yang kosong kujadikan santapan. Kujilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mamaku dengan lidahku.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Mbak Sari semakin tidak kuat. Dia kemudian berdiri dan mengangkangkan kedua kakinya. Mamaku lalu setengah tengkurap dan dijilatinya cairan-cairan kenikmatan yang keluar banyak dari dalam vagina Mbak Sari. Akupun mengikuti Mamaku dalam menjilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mbak Sari. Tangan kiriku juga membelai pantat Mamaku.

"Aaahh.." Desah Mbak Sari.

Mbak Sari semakin tidak tahan. Dia akhirnya terjatuh dengan posisi terlentang. Mamaku lalu turun dari tempat tidur dan membuka lemari. Akupun tidak kuat dan merangkak untuk turun juga dari tempat tidur. Tetapi kuurungkan niatku. Kurasakan ada yang memegang kaki kananku dan menjilati pantatku. Mamaku sendiri telah menghampiriku sambil tangan kanannya ke belakang menyembunyikan sesuatu yang diambil dari dalam lemari. Langsung saja kuhisap payudara kiri Mamaku yang berdiri di tepi tempat tidur.

Mamaku melempar benda yang ternyata dildo itu ke Mbak Sari yang kemudian menangkapnya. Dildo karet itu berwarna merah hati dengan dua buah sisi. Panjangnya sekitar 30 cm. Dildo tersebut oleh Mbak Sari pelan-pelan dimasukkan ke vaginaku. Dikeluarkan lagi. Dimasukkan lagi. Demikian berulang-ulang. Aku ingin menengok ke belakang. Tetapi Mamaku memegang kepalaku dan membenamkannya ke belahan kedua payudara Mamaku yang besar dan masih kencang.

Mbak Sari lalu masuk diantara kedua kakiku yang mengangkang. Dia terlentang dibawahku. Vagina Mbak Sari tepat berada dimulutku dan langsung saja kujilat vagina Mbak Sari dengan lidahku. Dildo tersebut didorong keluar masuk vaginaku dengan mulutnya. Mamaku menjilati dildo yang keluar masuk vaginaku tersebut. Dildo tersebut penuh dengan cairan-cairan kenikmatanku.

"Ooohh.." Desahku.

Mamaku sesekali juga menjilati lubang pantatku sambil kedua tangannya membelai tubuhku dan juga meremas kedua payudaraku dari belakang. Kedua tanganku juga membelai kedua paha Mbak Sari yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Lidahku juga menjilati kedua paha Mbak Sari bergantian. Sedangkan kedua puting payudaraku kegesekkan ke kelentit Mbak Sari. Kedua tangan Mbak Sari sesekali juga menepuk pantatku. Sesekali juga membelai kedua pahaku juga.

Aku tidak tahan dikocok dengan dildo itu. Tubuhku limbung dan akhirnya terlentang di samping Mbak Sari dengan dildo masih setengah didalam vaginaku. Mamaku lalu memasukkan ujung satu dildo itu ke vagina Mbak Sari. Kulihat Mbak Sari hanya diam. Kelihatannya Mbak Sari kelelahan. Tetapi ditumpangkannya kaki kanannya ke kaki kiriku. Sedangkan kutumpangkan kaki kananku ke kaki kiri Mbak Sari.

Mamaku lalu merangsangku dengan menjilati mulutku. Lidahku lalu keluar dan menjilati lidah Mamaku. Tangan kiriku memegang dildo itu. Mamaku juga merangsang Mbak Sari dengan memilin puting payudara kanan Mbak Sari dengan tangan kirinya.

Kami berdua mulai bereaksi. Aku dan Mbak Sari saling dorong-mendorong dildo itu. Sedangkan Mamaku merangkak mendekati Mbak Sari sambil payudara kanannya menggesek paha kiriku.

Tiba-tiba.

Tet.. Tet.. Tet..

Bersambung...




Komentar

0 Komentar untuk "Gairah terlarang - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald