Seleksi team volley - 3

0 comments

Temukan kami di Facebook
Adriansyah mendekati Indra. Ia tersenyum mesum melihat Indra yang terangsang dengan percumbuan mereka. Mulutnya langsung mencaplok penis Indra. Daniel mengikuti. Dua laki-laki itu lalu asyik mengulum penis Indra dengan buas. Mereka saling berebutan seperti anjing berebut tulang.
Sesekali celah pantat Indra yang ditumbuhi bulu halus pun mereka jilat. Indra seperti kerasukan setan. Ia mengerang-erang. Pahanya dikangkangkannya semakin lebar. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Adriansyah dan Daniel mengerjai perkakas cintanya. Tangannya mencari-cari penis dua seniornya itu. Setelah dapat tangannya langsung menggenggam penis Adriansyah dan Daniel. Kemudian mengocoknya dengan penuh semangat birahi yang liar.
Capek berebut penis Indra dengan rekannya, Daniel bangkit. Tinggallah Adriansyah sendiri mengulumi penis Indra. Daniel mendekatkan selangkangannya ke wajah Indra. Cowok ini langsung paham keinginan Daniel. Tanpa fikir dua kali penis Daniel yang hitam, gemuk dan panjang itu langsung ditelannya. Mulutnya menyelomot dengan buas. Sambil menyelomot tangannya terus mengocok-ngocok penis cowok Ambon itu dan penis Adriansyah.
Pantat Daniel bergerak maju mundur. Kepalanya menengadah. Mulutnya mengeluarkan erangan-erangan. Ia begitu keenakan. Sedotan mulut Indra di penisnya dirasakannya seperti reaan vagina. Layaknya seperti 'bercinta' saja dirasakannya saat itu. Meski belum pernah melakukan pergumulan sex dengan sejenis tapi Indra cepat dapat beradaptasi. Ia langsung tahu apa yang harus dilakukannya. Mungkin karena cowok ini sudah berpengalaman bercinta sebelumnya. Pada dasarnya ia hanya melakukan apa yang biasanya diperbuatnya saat bercinta. Memfungsikan seluruh organ tubuh untuk membangkitkan birahi pasangan bercintanya. Mungkin inilah yang dinamakan insting sexual.
Di selangkangan Indra Adriansyah terus mengulum dengan giat. Tak lupa jarinya mengaduk-aduk lubang pantat Indra. Tentu saja hal ini membuat Indra semakin menggila. Tanpa sadar ia menggerak-gerakkan pantatnya meresapi nikmatnya sodokan jari Adriansyah yang keluar masuk lubang pantatnya. Padahal sudah tiga jari Adriansyah yang keluar masuk lubang pantatnya itu. Namun Indra tak merasakan sakit. Hanya sensasi nikmat yang dirasakannya.
"Ohh.. Oohh.. A.. A.. Enak bangethh.. " kata Indra meracau.
"Kamu suka Ndra? Suka?" tanya Adriansyah.
"Suka a.. Suka bangethh.. Sshh.. "
"Mau Kalian kasih yang lebih enak Ndra?"
"Apa itu? ahh.. Sshh.. "
"Kalian masukin ya pantat Indra?"
"Masukin apa? aghh.. "
"Penis Kalian,"
"Jangan sakithh.. "
"Enggak sakit Ndrah, coabin deh.. "
"Jangan mas,"
Tapi Adriansyah enggak perduli. Ia langsung bersimpuh diantara selangkangan Indra. Paha Indra diletakkannya diatas pahanya. Tangannya mencengkeram paha Indra kuat-kuat, menahan cowok itu agar tak bergerak. Indra ketakutan melihat penis Adriansyah yang segede terong menyapu-nyapu bibir celah pantatnya. Wajahnya dipalingkannya kebawah, mencoba melihat apa yang akan dilakukan Adrianysah. Namun Daniel yang sedang keenakan enggak rela kuluman Indra pada penisnya terhenti.
Ditariknya wajah Indra agar tetap mengulum penisnya. Jadilah Indra mengulum penis Daniel sambil melirik dengan mata mendelik melihat apa yang akan dikerjakan Adriansyah. Kepala penis Adriansyah menekan ke celah pantat Indra yang basah oleh keringat dan lumuran baby oil dari jari Adriansyah. Dinding bibir celah pantat Indra melesak masuk ke dalam saat kepala penis Adriansyah mendorong masuk.
"Mas ahh.. Ahh.. " Indra mengerang.
Tak terlalu perih memang dirasakannya karena lubang pantatnya sudah licin dan tadi juga sudah disodok jari oleh Adriansyah. Namun anal sex adalah hal baru buatnya. Desakan kepala penis Adriansyah ke lubang pantatnya cukup membuatnya kurang nyaman. Lubang pantatnya terasa penuh.
"Pelan-pelan mas," katanya lirih.
Adriansyah mencium hidung mancung Indra.
"Tahan dikit ya Ndra. Entar juga enak kok," katanya tersenyum.
Penisnya terus menekan masuk. Makin lama makin dalam. Sambil terus menggoyang pantat Daniel memperhatikan apa yang dikerjakan Adriansyah. Tangannya mengelus-elus rambut Indra yang hitam dan ikal.
"Mas ohh.. Gede banget Ahh.." Indra mengerang.
Adriansyah tersenyum bangga. Penisnya emang gede. Pernah lihat terong ungu? Nah segitulah ukuran penis Adriansyah. Coba aja tes terong ungu masukin pantat, gimana rasanya. Penis Adriansyah masuk sudah semuanya. Memenuhi rongga lubang pantat Indra. Jembut Adriansyah yang lebat dan kasar menggesek-gesek pantat Indra.
"Gimana Ndra?" tanya Adriansyah tersenyum mesum.
"Gila mas, kok bisa masuk ya?" sahut Indra tak percaya.
Dilepaskannya penis Daniel dari mulutnya. Kepalanya menoleh ke bawah memandang tak percaya pada lubang pantatnya yang sempit namun bisa menelan penis Adriansyah yang gede seluruhnya.
"Itulah hebatnya," jawab Adriansyah sok bijak sambil nyengir. Indra hanya menggeleng-geleng tak percaya.
"Gimana rasanya Ndra?"
"Penuh mas," jawab Indra.
"Kalian goyang ya," kata Adriansyah.
"Cobain mas," jawab Indra.
Adriansyah menarik penisnya keluar. Tak seluruhnya. Indra mengerang. Gesekan penis itu terasa aneh banginya. Sedikit perih namun kok enak. Adriansyah mendorong masuk lagi. Lalu tarik lagi, masuk lagi.
"Ahh.. mas, gila enak mas," kata Indra.
"Enak kan, nikmatin yah," Adriansyah bergerak terus.
"Aohh.. Mas kali cewek ngerasain enak begini ya waktu vaginanya dientot penis," kata Indra.
"Mungkin Ndra.. Ahh.. Ahh.. "
"Pantes mereka doyan, ahh.. Ahh.. Ahh.. "
"Ndra penis gue emut lagi dong," kata Daniel.
Rupanya dia keki juga dicuekin. Indra segera menyeruput penis Daniel lagi. Kulumannya makin semangat. Soalnya dia keenakan sih dientot Adriansyah. Jadi semangatnya makin menggelora.
"Ouhh.. Slurrpp.. Slurrpp.. Ohhmm.. Mmhh.. Aohh.. Slururpp.."
Mulut Indra ramai dengan lenguhan, erangan dan suara sedotan. Adriansyah terus bergerak. Makin lama makin cepat, menimbulkan suara kecipak dan tepukan yang keras. Mulutnya mencari dada bidang Indra. Kemudian sibuk melumat dengan buas. Ketiga laki-laki itu begitu binal. Tubuh mereka basah bersimbah keringat. Mengkilap membuat otot-otot mereka semakin terlihat tegas lekuknya. Mereka benar-benar sudah hanyut oleh birahi yang liar.
Seandainya saja cewek-cewek mereka melihat apa yang mereka kerjakan saat ini pasti akan syok. Tak menyangka kekasih mereka yang jantan ternyata begitu binal bermain cinta dengan sesama jenisnya. Mereka bercinta seperti kesetanan. Buas. Aroma keringat mereka yang jantan (bukan bau apek lho) memenuhi ruang ganti yang sempit itu. Hal ini malah membuat birahi mereka semakin menggila.
Pantat Adriansyah bergerak sangat cepat. Indra mengerang antara enak dan sakit. Dalam hati Indra tersenyum, tak menyangka kalau biasanya selama ini ia yang bergerak cepat 'bercinta' kini malah ia yang dientot seperti ini. Dan ternyata ia sangat menikmatinya. Lima belas menit berlalu.
"Ndri, gantian dong," kata Daniel.
Rupanya diapun kepengen.
"Ahh.. Ah.. Ahh.. Dikithh.. Lagihh.. Nielhh.. Ahh.. Ahh.. Ahh.. " jawab Adriansyah.
Gerakannya semakin cepat dan menghentak-hentak kuat. Ini tanda-tanda orgasme akan segera datang.
"Sudah mau keluar," tanya Indra.
"He eh.. Ahh.. Ahh.. Ahh.. Ahh.." Adriansyah mencium dan mengulum payudara Indra dengan kuat. Lalu pantatnya menghetak keras untuk kemudian menekan kuat. Penisnya berdenyut-denyut. Tak lama dari lubang kencingnya menyembur cairan kental dan hangat. Menyemmprot deras membasahi rongga pantat Indra.
"Erghh.. " Indra mendengus.
Semprotan itu menimbulkan sensasi yang aneh baginya. Nikmat. Tubuh Adriansyah roboh menindih Indra. Ototnya menegang. Daniel melepaskan penisnya dari multu Indra. Tubuh Adriansyah digesernya kesamping membuat cowok itu berbaring telentang di lantai dengan nafas menderu. Daniel menyuruh Indra menungging. Dengan terburu-buru Daneil menancapkan penisnya ke dalam lubang pantat Indra yang aih belepotan sperma Adriansyah. Indra menurut saja apa yang dikehendaki Daniel.
Karena sudah diembat Adriansyah sebelumnya maka Daniel tidak kerepotan membenamkan penisnya ke lubang pantat Indra. Ia langsung beregrak cepat. Rupanya penisnya sudah hampir orgasme karena dari tadi dikulumin Indra terus. Ia hanya ingin menuntaskan orgasmenya di lubang pantat juniornya yang ganteng dan kekar itu. Pinggang Indra dipeluk daniel erat-erat. Pantatnya bergerak cepat. Mulutnya mencumbu punggung Indra yang berorot. Indra ikut bergoyang pantat membalas. Ia sudah keranjingan dientot rupanya. Tak lama Danielpun orgasme. Tubuhnya kelojotan. Spermanya membasahi rongga lubang pantat Indra. Bercampur dengan sperma Adriansyah.
Kemudian tubuhnya terasa lemas. Tubuh Indra ditariknya ikut bersamanya berbaring berlantai. Nikmatnya lubang pantat Indra membuat Daniel tak ingin segera melepaskan penisnya dari situ. Tubuh Indra dipeluknya erat dari belakang. Ia berbaring di lantai dengan penis masih menyusup di celah lubang pantat Indra. Nafas Daniel memburu. Indra juga. Matanya terpejam. Ia menghayati sensasi orgasme Daniel di lubang pantatnya. Semburan sperma Daniel, dan sebelumnya Adriansyah, ternyata sangat luar biasa nikmat dirasakan Indra. Ia tak menyangka seperti itu rasanya.
"Gimana Ndra?" tanya Adriansyah sambil tersenyum menatap mata Indra.
"Gila, enak banget. Enggak nyangka seperti ini rasanya," sahut Indra.
"Masih merasa bahwa kami ini gila?" tanya Adriansyah.
"Enggak lagi mas. Pantes aja Kalian berdua doyan. Habis enak sih. Ngomong-ngomong kalau Kalian berdua 'bercinta' siapa yang dientot?" tanya Indra.
"Ya gantian dong. Karena 'bercinta' sama enaknya. Jadi sayang dilewatin,"
"Kalau gitu saya boleh nyobain dong ngentotin Kalian berdua,"
"Boleh aja. Sekarang?"
"Kalau Kalian berkenan," Indra nyengir.
"Ya sudah sini," kata Adriansyah.
Dengan santai cowok ganteng dan jantan itu mengangkangkan pahanya yang berotot dan ramai dengan bulu-bulu halus. Entah kenapa Indra merasa sangat bergairah melihat cowok ganteng itu mengangkang seperti itu. Ia segera melepaskan diri dari pelukan Daniel lalu bersimpuh di depan selangkangan Adriansyah.
"Bikin licin dulu Ndra lubang pantat Kalian,"
"Pakai apa?"
"Pakai sperma yang ada di pantat elo aja,"
Indra segera mengambil sperma yang belepotan di pantatnya lalu dilumurinya di celah pantat Adriansyah. Sebagian dilumurinya juga di batang penisnya yang sudah mengacung.
"Nah sekarang pelan-pelan masukin," kata Adriansyah.
Indra menekan kepala penisnya. Perlahan-lahan.
"Gila mas. Sempit banget," komentarnya.
"Beda kan sama vagina,"
"Yoi, susah banget dimasukin,"
"Tekan terus Ndra,"
Dengan bimbingan Adriansyah akhirnya penis Indra dapat menembus lubang pantat seniornya itu.
"Ahh.. Rasanya mencengkeram ya,"
"Itu otot-otot rongga pantat Ndra. Lebih ngeremas dari vagina kan,"
"Yoi, rasanya enak banget,"
"Sekarang coba digenjot deh," Indra memulai genjotannya. Pelan.
"Ohh.. A enak mas. Nyesel deh baru sekarang nyobainnya.. Ahh.. Ahh.. "
"Makanya.. Hehe.. "
Begitulah. Dengan penuh semangat Indra menggenjot seniornya itu. Pengalaman baru ini dirasakannya sangat luar biasa. Tak ada lagi rasa jengah, jijik, risih pada dirinya. Padahal orang yang sedang dientotnya dengan penuh birahi itu adalah laki-laki seperti dirinya. Sama-sama memiliki penis sepertinya yang mana saat itu penis Adriansyah bergoyang-goyang akibat genjotan Indra.
Mulut Indra sibuk menjelajahi tubuh Adriansyah yang kekar. Dada, perut, leher, wajah, ketiak dan setiap lekuk tubuh cowok tampan itu tak luput dari lumatan bibir Indra.
"Buas banget sih Ndra," komentar Adriansyah menggoda cowok Palembang itu.
"Habis enak mas.. Ohh.. Ohh.. Ohh.. Ohh.. " balas Indra nakal.
Indra menyuruh Adriansyah bertukar posisi beberapa kali. Mulai dari telentang, nungging, duduk di lantai, plus duduk di kursi. Rupanya cowok ini doyan 'bercinta' dalam berbagai posisi. Melihat begitu bernafsunya Indra Daniel jadi terangsang. Dia minta gantian dengan Adriansyah. Indra sih santai aja.
Kini cowok Ambon itu yang dikerjainnya. Turunan Arab memang hebat stamina dalam bercinta. Empat puluh lima menit berlalu. Sudah terjadi pertukaran pemain antara Adriansyah dan Daniel. Namun Indra aih terus melaju. Daniel juga sudah kecapekan. Ia lalu meminta Adriansyah untuk kembali menggantikannya.
"Gila Ndra, kuat banget," kata Adriansyah saat mengambil posisi menduduki penis Indra. Tubuh Indra berbaring di lantai.
"Ya memang gitu mas. Mau diapain lagi," jawab Indra santai.
Adriansyah lalu bergerak cepat diatas tubuh Indra. Dipandanginya wajah cowok tampan yang penisnya sedang didalam lubang pantatnya ini. Keperkasaan pemuda ini menimbulkan rangsangan birahi yang berbeda bagi Adriansyah. Berbeda dari yang dirasakannya saat 'bercinta' dengan Daniel atau dengan beberapa laki-laki lain yang pernah 'bercinta' dengannya (ini rahasia lho, Adriansyah dan Daniel ini sudah sering 'bercinta' dengan laki-laki sebelumnya, terutama sesama tim volly, saat ini saja semua anggota tim volly sedang ngentotin para calon anggota, makanya wawancaranya dilakukan di tempat tertutup seperti ini, sebenarnya club volly ini adalah kumpulan laki-laki normal yang ternyata doyan juga ngesex dengan sejenis).
Saking bergairahnya tanpa sadar Adriansyah bergoyang ngebor bak Inul diatas tubuh Indra. Berputar-putar menghentak-hentak. Tentu saja ini membuat Indra semakin keenakan. Akhirnya persetubuhan mereka menjadi sangat liar dan binal. Sambil menghentak-hentak pantat dengan keras, Adriansyah mengocok-ngocok penis sendiri yang gemuk dan panjang. Sementara dalam keadaan berbaring Indra memegang pinggang Adriansyah dan ramping sambil menggoyangkan pantat bergerak membalas.
Mulut keduanya mengerang, nafas memburu. Daniel sampai terkesima melihat permainan keduanya. Beberapa kali 'bercinta' dengan sejenis tak pernah ia melihat pergumulan seliar ini. Dan akhirnya Adriansyah tak sanggup menahan orgasmenya. Dalam keadaan menghentakkan pantat keras-keras dan mengocok penis spermanya menyembur. Deras dan kuat. Melompat sampai mengenai wajahnya.
"Ndrahh.. Ohh.. Ndarhh.. Muncratt.. Ahh.. Ahh.. Ahh.."
Dibawahnya Indra juga berusaha keras menuntaskan orgasmenya. Mulutnya sampai manyun-manyun. Pantatnya mengentak kuat sekali. Beberapa saat kemudian akhirnya tuntaslah. Tubuh Indra kelojotan. Kepalanya menengadah. Pantatnya menekan keras ke atas. Adriansyah membalas menekan dengan tak kalah kuat. Ia ingin memberikan Indra kenikmatan sempurna saat orgasmenya datang. Dan sperma Indra menyembur-nyembur di lubang pantat Adriansyah. Deras dan banyak. Adriansyah menggeram, menikmati sensasi semburan itu yang luar biasa dirasakannya. Sementara Indra mengerang keras.
"Arhh.. Oohh.. "
Selanjutnya keduanya berbaring telentang bersisian. Nafas mereka memburu. Dada bidang mereka naik turun dengan cepat. Mereka kelelahan.
"Niel, hh.. Jam berapa sekarang?"
"Jam sebelas Ndri, kenapa?"
"Bangunin aku kalau jam istirahat sudah nyampe. Aku ingin tidur nih. Capek banget," kata Adriansyah dengan suara lemas.
Yang ada difikirannya saat itu hanya tidur. Beristirahat untuk mengembalikan staminanya yang terkuras karena bercinta dengan Indra.
"Oke boss," jawab Daniel tersenyum. Selanjutnya Adriansyah tertidur, demikian juga dengan Indra. Daniel juga menyusul. Sebelumnya disetelnya alarm jam tangannya agar membangunkannya jam dua belas, saat istirahat.
Akhirnya Indra diterima di club volly. Bukan hanya karena dia memang jago main volly, namun juga karena dia jago main penis, hehehe. Adriansyah tak mau kehilangan pemaen sepotensial Indra. Yang bisa memuaskan birahinya. Jadilah sejak itu hari-hari Indra diisi dengan kuliah, main volly, dan pesta sex dengan Adriansyah dan Daniel dan Robert, dan Dicky, dan banyak lagi. Hehehe. Ia benar-benar keranjingan ngesex dengan cowok. Saking keranjingannya, ia lebih memilih ajakan ngesex dari salah satu anggota tim volly yang sedang birahi tinggi di malam minggu daripada ngapelin Dini, labaannya. Mereka akan berpesta sex semalaman hingga pagi menjelang. Apalagi bila ajakan sex itu melibatkan tiga sampai empat orang cowok ganteng dan macho. Indra semakin bersemangat. Karena ia paling suka dientot atau ngentotin pantat sambil mengulum dua atau tiga penis sekaligus di mulutnya. Paling doyan bila penis itu tak kalah gede dibandingin terong ungu.

Tamat





Komentar

0 Komentar untuk "Seleksi team volley - 3"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald